Kontrol Palang Kereta Api
Perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan raya merupakan salah satu titik rawan kecelakaan yang kerap terjadi akibat kelalaian pengguna jalan dan keterbatasan sistem pengamanan konvensional. Untuk meningkatkan keselamatan, dibutuhkan sistem otomatis yang mampu mendeteksi keberadaan kereta api secara real-time dan mengendalikan palang perlintasan secara responsif.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam perancangan sistem kontrol palang kereta api otomatis adalah dengan memanfaatkan op-amp (operational amplifier) sebagai bagian dari rangkaian pendeteksi. Dalam konteks ini, op-amp berfungsi sebagai komparator, yang membandingkan sinyal dari sensor—seperti sensor cahaya (LDR) atau sensor inframerah—dengan tegangan referensi tertentu. Ketika sinyal sensor berubah akibat kedatangan kereta (misalnya terhalangnya cahaya), output dari op-amp akan berubah, yang kemudian dapat digunakan untuk mengaktifkan aktuator atau motor penggerak palang secara otomatis.
Penggunaan op-amp memberikan keunggulan dalam hal kecepatan respons, sensitivitas tinggi terhadap perubahan sinyal, serta dapat diimplementasikan dengan biaya yang relatif rendah. Rangkaian ini juga dapat diintegrasikan dengan sistem logika tambahan atau mikrokontroler untuk mengelola waktu buka-tutup palang, sinyal lampu peringatan, serta sistem alarm bagi pengguna jalan.
Dengan demikian, integrasi op-amp dalam sistem kontrol palang kereta api tidak hanya memperkuat fungsi deteksi, tetapi juga menjadi bagian dari solusi cerdas untuk mengurangi risiko kecelakaan serta meningkatkan efisiensi operasional perlintasan kereta api.
- Memahami aplikasi dari kontrol palang pintu pada kereta api.
- Memahami prinsip kerja dari rangkaian aplikasi.
- Mencegah terjadinya kecelakaan pada transportasi darat.
- Memiliki pemahaman tentang penggunaan beberapa jenis sensor seperti vibration sensor, sound sensor, magnetic sensor, infrared sensor, LDR light Dependent Resistor dan lain-lain.
- Angka rangkuman masukan biasanya di mulai dari ± 1,000000 V hingga s/d ± 1000, 000 V (Metode pemilihan rangkuman dilakukan dengan cara otomatis dan indikasi beban lebih).
- Ketelitian mutlak tercatat mencapai ± 0,005 persen dari pembacaan yang sudah dilakukan.
- Angka stabilitas untuk jangka pendek sebesar 0,002 persen dari pembacaan (periode 24 jam). Sedangkan untuk jangka panjang sebesar 0,008 persen pembacaan (periode 6 bulan).
- Resolusi untuk 1 bagian dalam 106 yaitu 1 μV bisa dibaca pada rangkuman dari masukan 1 V.
- Karakteristik masukannya yaitu tahanan masukan khas sebesar 10 MΩ dengan kapasitas masukan 40 pF.
- Kalibrasi yang standar (internal) tidak tergantung pada rangkaian ukuran yang mana telah diperoleh dari sumber referensi yang sudah stabil.
- Ada beberapa sinyal keluaran seperti perintah mencetak.
b. Generator daya
- Generator dc
- Non gearbox
- Speed : 2750 rpm
- Output : DC 12V
- Arus : 35A
- Built-in regulator
- Dimensi body : panjang 11,5 cm x diameter 9,75 cm
- Berat : 2,6 kg
- Kondisi : second berkualitas
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
- Tegangan Maksimum: 300V – 1000V (tergantung kategori keselamatan: CAT II/III).
- Bandwidth: 10 MHz – >500 MHz (untuk osiloskop).
- Attenuation Ratio: 1:1 atau 10:1 (peredam sinyal).
- Input Resistance: Umumnya 10 MΩ.
- Input Capacitance: Sekitar 10–20 pF.
- Konektor: BNC (osiloskop), banana plug/needle (multimeter).
B. Bahan
- Tegangan Maksimum (Vrrm): 100 Volt
- Arus Maksimum (If): 1 Ampere
- Jenis: Dioda Penyearah (Rectifier Diode)
- Material: Silikon
- Aplikasi: Catu daya, konverter tegangan, dan rangkaian penyearah lainnya
- Type - NPN
- Collector-Emitter Voltage: 35 V
- Collector-Base Voltage: 35 V
- Emitter-Base Voltage: 5 V
- Collector Current: 2.5 A
- Collector Dissipation - 10 W
- DC Current Gain (hfe) - 100 to 200
- Transition Frequency - 160 MHz
- Operating and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C
- Package - TO-126
- Collector (C) → Tempat arus masuk (NPN) atau keluar (PNP) dari beban.
- Base (B) → Terminal kontrol, digunakan untuk mengatur hidup/matinya arus.
- Emitter (E) → Tempat arus keluar (NPN) atau masuk (PNP), menuju ground atau suplai.
Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.
Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.
Switch digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari perangkat sederhana seperti lampu rumah hingga sistem kompleks seperti komputer, otomasi industri, dan kontrol elektronik. Ada berbagai jenis switch, seperti toggle switch, push button, rotary switch, DIP switch, dan reed switch, masing-masing dengan karakteristik dan cara kerja yang berbeda.
- Tegangan Operasi: 3.3V – 5V
- Output: Digital (HIGH/LOW)
- Jarak Deteksi: 2 – 30 cm
- Konsumsi Arus: ±20 mA
- Komponen Utama: LED IR & phototransistor
- Fitur Tambahan: Potensiometer untuk atur jarak deteksi
- Operating Voltage: 3.3V to 5V DC
- Output format: Digital switching output ( 0 and 1 )
- LEDs indicating output and power
- PCB Size: 32mm x 14mm
- LM393 based design
- Easy to use with Microcontrollers or even with normal Digital/Analog IC
- Small, cheap and easily available
- Superior Weather Resistance
- 5mm Round Standard Directivity
- Uv Resistant Eproxy
- Forward Current (If): 30ma
- Forward Voltage (Vf): 1.8v To 2.4v
- Reverse Voltage: 5v
- Operating Temperature: -30℃ To +85℃
- Storage Temperature: -40℃ To +100℃
- Luminous Intensity: 20mcd
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
- Tegangan Kerja: 5 V
- Konsumsi Arus: 30 mA
- Tingkat Kenyaringan: 87 dB
- Frekuensi Resonansi: 2600 Hz
- Temperatur Kerja: -20°C - 85°C
- Dimensi: 12 x 7.5 mm
- Berat: 1.61 gr
- Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
- Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
- Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
- Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.
- Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.
- Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
- Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
- Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
- Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
- Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.
D. OP-AMP
Op-amp sebagai voltage follower
- Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
- Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi di mana alat dan bahan terletak.
- Tepatkan posisi letaknya dengan gambar rangkaian
- Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
- Lalu mencoba menjalankan rangkaian
Video Simulasi :
Download Library Vibration Sensor [klik disini]
Download Library Sound Sensor [klik disini]
Download Library Magnetic Sensor [klik disini]
Download Library Infrared Sensor [klik disini]
Download Datasheet Resistor [klik disini]
Download Datasheet Transistor [klik disini]
Download Datasheet Op Amp LM 741 [klik disini]
Download Datasheet Dioda [klik disini]
Download Datasheet Power Supply [klik disini]
Download Datasheet Baterai [klik disini]
Download Datasheet Buzzer [klik disini]
Download Datasheet LED [klik disini]
Download Datasheet Vibration Sensor [klik disini]
Download Datasheet Sound Sensor [klik disini]
Download Datasheet Magnetic Sensor [klik disini]
Download Datasheet Infrared Sensor [klik disini]
Download Datasheet LDR Sensor [klik disini]






Komentar
Posting Komentar