Nomor 4
Keselamatan pada perlintasan kereta api merupakan aspek penting yang harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan antara kendaraan dan kereta. Salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan adalah dengan merancang sistem kontrol otomatis palang kereta api yang mampu bekerja secara responsif dan andal tanpa campur tangan manusia secara langsung.
Pada proyek ini, dirancang sebuah rangkaian aplikasi kontrol palang kereta api dengan menggunakan ≥ 5 sensor input, baik analog maupun digital, seperti sensor jarak (ultrasonik), sensor getar, sensor cahaya (LDR), sensor suara, dan sensor magnetik. Sensor-sensor ini bekerja secara terpadu untuk mendeteksi kedatangan atau keberangkatan kereta serta kondisi lingkungan di perlintasan.
Sistem ini juga mengontrol beberapa output, seperti motor penggerak palang, lampu peringatan, buzzer, dan fan pendingin sistem. Untuk mengatur kerja komponen output tersebut, digunakan rangkaian kontrol dengan penguat transistor (dengan berbagai konfigurasi bias) dan op-amp (dengan tipe rangkaian berbeda, seperti komparator dan penguat sinyal). Dengan integrasi sensor dan pengendali ini, diharapkan sistem dapat meningkatkan efisiensi dan keselamatan perlintasan rel secara otomatis dan real-time.
- Merancang sistem kontrol otomatis untuk palang kereta api yang mampu merespons keberadaan kereta secara akurat.
- Mengintegrasikan minimal 5 jenis sensor (analog dan digital) untuk mendeteksi kondisi sekitar perlintasan, seperti keberadaan kereta, kendaraan, cahaya, getaran, atau suara.
- Mengontrol berbagai output seperti motor palang, lampu peringatan, dan buzzer melalui rangkaian elektronik.
- Mengimplementasikan penguat transistor dan op-amp dengan konfigurasi rangkaian berbeda sebagai bagian dari logika dan pengendalian sistem.
- Meningkatkan keselamatan dan efisiensi pada perlintasan rel melalui sistem otomatis yang bekerja real-time tanpa operator manual.
- Angka rangkuman masukan biasanya di mulai dari ± 1,000000 V hingga s/d ± 1000, 000 V (Metode pemilihan rangkuman dilakukan dengan cara otomatis dan indikasi beban lebih).
- Ketelitian mutlak tercatat mencapai ± 0,005 persen dari pembacaan yang sudah dilakukan.
- Angka stabilitas untuk jangka pendek sebesar 0,002 persen dari pembacaan (periode 24 jam). Sedangkan untuk jangka panjang sebesar 0,008 persen pembacaan (periode 6 bulan).
- Resolusi untuk 1 bagian dalam 106 yaitu 1 μV bisa dibaca pada rangkuman dari masukan 1 V.
- Karakteristik masukannya yaitu tahanan masukan khas sebesar 10 MΩ dengan kapasitas masukan 40 pF.
- Kalibrasi yang standar (internal) tidak tergantung pada rangkaian ukuran yang mana telah diperoleh dari sumber referensi yang sudah stabil.
- Ada beberapa sinyal keluaran seperti perintah mencetak.
Generator daya
- Non gearbox
- Speed : 2750 rpm
- Output : DC 12V
- Arus : 35A
- Built-in regulator
- Dimensi body : panjang 11,5 cm x diameter 9,75 cm
- Berat : 2,6 kg
- Kondisi : second berkualitas
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
B. Bahan

- Type - NPN
- Collector-Emitter Voltage: 35 V
- Collector-Base Voltage: 35 V
- Emitter-Base Voltage: 5 V
- Collector Current: 2.5 A
- Collector Dissipation - 10 W
- DC Current Gain (hfe) - 100 to 200
- Transition Frequency - 160 MHz
- Operating and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C
- Package - TO-126
Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.
Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.
Komponen Input
- Tegangan Operasi: 3.3V – 5V
- Output: Digital (HIGH/LOW)
- Jarak Deteksi: 2 – 30 cm
- Konsumsi Arus: ±20 mA
- Komponen Utama: LED IR & phototransistor
- Fitur Tambahan: Potensiometer untuk atur jarak deteksi
- Operating Voltage: 3.3V to 5V DC
- Output format: Digital switching output ( 0 and 1 )
- LEDs indicating output and power
- PCB Size: 32mm x 14mm
- LM393 based design
- Easy to use with Microcontrollers or even with normal Digital/Analog IC
- Small, cheap and easily available
- Superior Weather Resistance
- 5mm Round Standard Directivity
- Uv Resistant Eproxy
- Forward Current (If): 30ma
- Forward Voltage (Vf): 1.8v To 2.4v
- Reverse Voltage: 5v
- Operating Temperature: -30℃ To +85℃
- Storage Temperature: -40℃ To +100℃
- Luminous Intensity: 20mcd
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
OP-AMP
Op-amp sebagai voltage follower
a. Vibration Sensor
Dowload File Rangkaian [klik disini]







Komentar
Posting Komentar